Jalan-jalan di Jogja Memang Oye…

Jogja adalah salah satu provinsi yang saya bilang paling istimewa di Indonesia. Gubernurnya adalah sultan, jadi masih ada bau-bau kerajaan gitu. Sultannya itu punya kharisma yang sangat tinggi. Gak tau kenapa, rasanya kalau sultan bersabda, semua mendengarkan dengan rasa hormat. Dan karena itulah, Jogja terkenal dengan wisata Keratonnya. Memang keratonnya bagus, memiliki nilai khas. Tapi sebenarnya, Jogja gak cuma punya keraton aja lho. Masih banyak tempat wisata di Jogja yang tak kalah bagusnya dengan provinsi lain.

Nah, karena kebetulan saya tinggal di Jogja, lahir di Jogja, dan besar di Jogja juga, saya mau berbagi info pariwisata seputar Jogja. Tapi, karena terbatasnya foto dari touring muter-muter kami di Jogja, jadi mungkin tidak semua tempat wisata bisa saya tunjukkan. Saya akan bagi info yang kami kunjungi saja terutama. Yuk, liat satu-satu…

Gembiraloka

Gembiraloka adalah salah satu kunjungan wajib kalo kamu ke Jogja. Kenapa? Murah dan disukai anak-anak. Karena kebanyakan orang jalan-jalan bawa anak, maka Gembiralokalah

sasarannya. Anak-anak suka binatang-binatang, tapi tidak menutup kemungkinan juga yang bagi yang tua. Gembiraloka adalah kebun binatang di Jogja. Orang lebih suka menyebut dengan “bonbin”. Dulunya, hewannya buanyak banget (semut, lalat, nyamuk). Sekarang sudah banyak berkurang. Banyak hewan yang mati, hikz…  Jerapah misalnya, sekarang sudah tidak ada lagi di Bonbin. Mari kita lestarikan Bonbin!
Gambar di atas adalah teman saya di depan kawasan gajah-gajah. Ati2 boz, keinjek! xixixi…

Tamansari

Tamansari dulunya adalah tempat pemandian putri raja. Namun, sekarang tidak dipakai lagi. Sekarang malah berubah jadi pemukiman penduduk. Tamansarinya masih tersisa, tapi pencar-pencar, tidak menyatu. Jadi kalau kita kesana rasanya tidak seperti berada di tempat wisata, tapi hanya seperti maen di kampung-kampung. Lha wong saya dulu kesana lewat di samping anak kecil mandi. wekekek…

Gambar di atas adalah gambar sumur Gumuling. Dulu sumur Gumuling ini dipakai untuk perang, semacam tempat persembunyian. Tempatnya muter-muter dan agak membingungkan kadang-kadang. Banyak perangkap di sana katanya, salah satunya katanya nyambungnya ke laut selatan. Hiii… kok bisa ya?

Gua Cerme

Nah, yang satu ini mungkin terdengar agak asing, sekalipun bagi warga Jogja sendiri (kecuali Bantul mungkin).  Ini adalah Gua terpencil di Bantul, di atas gunung selatan yang dekat laut itu. Guanya panjang, ada tembusannya. Berisi penuh air. Kalo kita berjalan masuk, sampai tembus gua, suatu saat di dalam kita akan merasakan saat hanya kepala kita yang kelihatan. Sedangkan leher kebawah terbenam air.  Seru3x…  Yang menjengkelkan, kalo masuk dengan kali bugil telanjang, sakiiiiiit… batunya itu lho, lancip-lancip. Kalo pake sandal juga gak enak, tau sendiri kan sandal dipake jalan di air, pasti berat, dan ujung2nya jebat. Kalo kamu mau masuk sampe tembus gua, sebaiknya sewalah penunjuk jalan. Itu akan sangat berguna. Soalnya, kalo sampe salah jalan atau salah langkah, kamu bisa bablas ke segara kidul alias ke lautan Selatan. Dulu pernah ada turis yang masuk situ kata masnya yang nunjukin jalan. Hiii… serem juga ya, makanya jangan nekat dan sok tau (padahal maksudnya pemberani lho, hihihi).
Biaya masuknya sangat murah. Kalo gak salah cuma 2 ribu. Yang mahal kalo sewa penunjuk jalan. Kalo pingin murah ya, masuk aja langsung, gak pulang tanggung sendiri tapi, wekekekek….
Gambar di samping diambil saat sebelum masuk gua. Foto yang di dalem gua gelap soalnya, cuma keliatan item.

Nah sesuai janji saya akan saya tambah tempat2 menariknya, ini dia…

Glagah Indah

Glagah Indah ini adalah pantai yang terletak di kabupaten Kulonprogo. Lama gak kesana ternyata banyak perubahan (mungkin karena saya lupa aja kali ya, dah lama sih, wkwkwk…). Sekarang, banyak batu-batu gede, bentuknya lucu, disebar di tepi-tepi jalan menuju pantai (apa itu istilahnya saya lupa).

Nah, foto di samping ini foto Om saya lagi nggendong anak sapa gak tau tuh (wew, adik sendiri gak diakui, kejam, xixixi…). Tampak di tepi-tepi jalan menuju laut banyak batu-batu karang buatan. Mungkin itu untuk menangkis ombak kali ya? Barangkali ombak-ombak di sana keras-keras. Mungkin karena gempa atau ombak keras, atau entah apa, ujung jalan ini patah, seperti retak2, bahaya kalo diinjek, tar bisa jatuh ke laut, hiii…

Kalo mau maen-maen sama ombak, bisa…

Tuh, adekq lari-lari di tepi pantai. Tapi jauh amat dari airnya. Dia penakut, sentuh air laut aja nangis, hahahah… Sama lah kayak kakaknya waktu kecil, T_T.

Disana ada kapal-kapalan, nanti kita bayar, lalu bisa sewa kapal jalan-jalan ke laut kecil, laut yang dah dilindungi jadi aman gak bakal ke tengah. Tapi, kami gak coba naik, karena buru2 mau pergi lagi (hduw, bilang aja gak ada duit, wkwkwk…).

Paris

Hmm… jangan salah, Jogja juga punya Paris boz. Paris (baca : Parangtritis) adalah salah satu pantai yang paling terkenal di Jojga. Pantai ini menempati urutan pertama dari 13 pantai lain di pesisir selatan Jogja dilihat dari segi kunjungan. Letaknya tepatnya di Bantul, salah satu kabupaten ndeso di Jogja (waduh, maaf yang dari bantul kalo baca ini, bukan maksud menyinggung, tapi fakta, wakakakak…). Saya sendiri dah berkali-kali ke Paris, mungkin sampe hafal lekuk2 pantainya, wedeh… Tapi, sayangnya foto pas di Paris ilang, soalnya ada di hardisk lama yang dah rusak, gak bisa dibuka lagi deh, hikz… Jadi neh tak kasih foto paris asal aja…

Foto parangtritis dari atas, bagus juga ya 😀
Padahal dulu, saya dah ngecap jelek parangtritis, pantai ndeso, wekekek….
Ombak di parangtritis gede, tapi gak ada yang maen selancar, katanya terlalu bahaya. Kalo mo coba ya monggo, gak ikut2an ah…

Hmmm… ternyata Paris punya sejarah lho tentang penamaannya. Dahulu kala, ada orang namanya Dipokusumo. Tuh orang lari dari Majapahit datang ke daerah ini ratusan tahun yang lalu untuk melakukan tapa alias semedi.   Pas liat tetesan-tetesan air yang ngalir dari celah batu karang, ia pun menamai daerah ini parangtritis, dari kata parang yang berarti batu dan tumaritis yang artinya tetesan air.
Lalu dari situ, biar keren, orang suka menyebut dengan Paris, singkatan dari Parangtritis (wah, kalo yang ini ngawur, wkwkwk…).

Pantai Selatan mempunyai segudang cerita mistis. Katanya, ada ratu pantai Selatan bernama Nyi Roro Kidul (Ratu Pantai Selatan). Percaya atau tidak, tapi banyak kejadian-kejadian yang membuktikan kalo Nyi Roro Kidul itu memang ada. Kalo ingin tau lebih lanjut, hubingi saja Ki Joko bodo, ketik reg(spasi)bodo kirim ke 9554, halah… (jangan dicoba lho, jgn2 ada yg nyoba beneran, hduw…)

Malioboro

Malioboro adalah salah satu nama jalan di Jogja yang paling kondang (baca : terkenal). Jalannya gak luas-luas banget, tapi rame skale… Di tepi-tepi jalan, banyak sekali toko-toko, penjual kaki lima, parkiran motor, tukang becak nongkrong, dan tentunya delman.
Ini foto suasana jalan Malioboro Jogja (maaf fotonya kecil, susah dapet yg gede). Ada delmannya kan ^^ (tukang becak : “saya juga ada woi..”).
Malioboro juga terkenal dengan dagadunya. Tokonya agak terpencil, di tepi jalan masih masuk-masuk, coba aja cari. Nanti bakal ada orang yang bilang, “dagadu-dagadu!!”. Ada anak panah masuk -> Dagadu. Weleh…
Cari batik, sepatu, sepatu sandal, sandal, baju, topi, kaos, celana, dll, ada disini, komplit dah, pantes aja rame ya?!

Kasongan

Nah, kalo cari gerabah, di sini tempatnya. Kasongan ada di kecamatan Kasihan, Bantul.
Nah ini dia, pintu gerbang mau masuk ke Sentra Industri Gerabah Kasongan (weleh, melu2 tulisan). Kasongan terkenal dengan industri Gerabahnya. Mau cari benda-benda seperti tembikar ada di sini. Namun, denger2, katanya sekarang Kasongan dimorernisasi. Banyak koleksi-koleksi modern yang menggusur koleksi antik di sana. Harganya pun naik karena modernisasi tersebut. Saya rasa, lebih berasa Kasongan yang dulu, yang tradisional dan memiliki harga terjangkau.
Namun bagaimanapun, Kasongan tetaplah salah satu tempat penting di Jogja.

Kaliurang

Kaliurang adalah salah satu tempat dingin di Jogja. Tempatnya persis di lereng gunung Merapi. Biasanya digunakan untuk kemah, retret, dan acara-acara gitu2an lainnya. Karena tempatnya enak, biarpun siang, tetep adem. Apalagi pas mandi pagi, brrrr…. Adem benerrrr… hagh…  

Foto disamping ini diambil oleh teman saya yang jago fotografi, itu adalah kali Kuning di Kaliurang. Sungainya masih jernih, belum ada coklat-coklatnya, apalagi kuning-kuning, wekekek….
Kaliurang terkenal dengan keindahan alamnya yang masih alami. Udaranya segar, sejuk, dingin. Hutannya lebat, sungainya jernih. Karena itu sering dipake buat outbond (jalan2 di alam).

Nah, kalo yang disamping itu foto temenku lagi termenung di jembatan kali Kuning. Jembatannya bagus ya, tapi ati-ati, pegangan di pinggirnya ada yang udah jebol, jadi diganti kawat.

Mari kita jaga kealamian Kaliurang, jangan sampai tercemar seperti yang lain 😀

Candi Prambanan

Candi yang paling terkenal di Jogja adalah Prambanan. Kalo yang paling terkenal Indonesia Borobudur, maka Prambanan nomor 2 (menurut pandanganku lho…). Prambanan kalo malem pas ada acara Sendratari Ramayana, indah banget. Pernah prambanan dipake untuk iklan tahun baru, kelihatan indahnya Prambanan.

Foto di samping ini adalah foto temen saya yang ditengah, yang 2 lagi temennya temen saya (weleh…) di depan candi Prambanan.
Candi Prambanan juga punya cerita lho. Konon katanya, Prambanan dibangun oleh Bandung Bondowoso, yang membuat candi karena ingin menikahi Roro Jonggrang. Sebab, syarat menikahi dia adalah membuatkan 1000 candi sebelum pagi. Sebenarnya Bandung B. hampir berhasil, sudah 999 dan kurang satu. Mengetahui hal tersebut, Roro Jonggrang curang. Dia meminta bantuan warga setempat untuk memukul lesung agar kelihatan pagi. Trus juga membakar api unggun agar kelihatan terang dan ayam-ayam berkokok. Bandung B pun panik, dan akhirnya mengetahui kecurangan Roro Jonggrang. Dan Roro Jonggrang pun dikutuk menjadi candi terakhir untuk menggenapi menjadi 1000 candi. Ini fotonya pas udah jadi patung

Apa yang menarik lagi dari Prambanan? Ternyata, candi Prambanan adalah satu-satunya candi Hindu di antara kompleks candi-candi lain di sekitarnya. Karena dulunya, yang sebenarnya (bukan mitos) candi ini dibuat oleh raja Hindu bernama rakai Pikatan yang memiliki istri beragama Budha. Jadi semua candi di sekitarnya beragama Budha. Cuma Prambanan yang beragama Hindu. Di dekat candi Prambanan ada candi Plaosan yang bercorak Hindu Budha. Itu untuk menghargai istrinya yang beragama Budha.

Nah, kalo kalian berkunjung ke Prambanan, coba kalian hitung candinya, ada gak seribu? Pasti gak ada. Banyak candi yang udah rusak, jebol, ancur. Sekarang banyak yang sedang direnovasi.
Ini salah satu foto candi yang lagi digarap.

Nah, mungkin segitu aja tempat wisata di Jogja yang bisa kubagi infonya. Mungkin berikutnya nyusul dah…  Kalo ada info yang salah, mohon dibetulkan.